Selasa, 28 Februari 2012

Terima Kasih Bunda...

"Jika ibu-ibu rumah tangga meminta diberikan gaji, maka nilainya adalah satu milyar dollar per tahun. Sebuah nilai yang besar utk budget sebuah negara. Syukurlah ibu-ibu rumah tangga memberikan tenaganya dengan cinta, maka tak perlu memusingkan Kepala Negara bukan? Seorang Mbakyu pernah bercerita bahwa ada penelitian beberapa ilmuwan Barat dalam salah satu program TV di Discovery Channel/National Geographic Channel tentang berapa besar gaji yang “seharusnya” diterima seorang ibu rumah tangga bila dimanifestasikan dalam mata uang US$. Peran ibu rumah tangga, mulai dari Finance Manager, Consultant (Nutrition, Psychology, dst.), Family Management, Healer + Nurse, Chef, Storyteller, Babysitter, Teacher, dsb. (belum lagi kalau dia juga bekerja mencari nafkah tambahan, baik yg dikerjakan di dalam atau di luar rumah, maupun blue collar atau white collar), wah, jika dirinci satu per satu, pasti tak akan ada yang sanggup “membayar”-nya dalam mata uang apa pun! Ada juga sepenggal kisah yang sangat menarik dari sebuah film yg pernah ditonton Mbakyuku ini juga di TV. Film itu mengisahkan seorang ibu rumah tangga yang dengan penuh percaya diri melamar pekerjaan di sebuah perkantoran tanpa memiliki pengalaman apa pun sebelumnya. Momen yang paling seru ketika dia ditanya dalam sebuah wawancara. Pastinya mengenai pengalaman & keahlian apa yang dapat dia kontribusikan untuk perusahaan walaupun sebelumnya “hanya” sebagai ibu rumah tangga. Dengan mantap & penuh keyakinan, dia menjawab bahwa selama sebagai ibu rumah tangga, dia banyak memperoleh pengalaman & keahlian. [dia jelaskan bahwa mengatur rumah tangga perlu “multi skills” seperti yang telah disebutkan di atas], sehingga tentunya perusahaan tidak perlu merasa khawatir meskipun dia tidak pernah sama sekali berpengalaman bekerja di perkantoran. Namun, dengan kepiawaiannya selama ini mengurus rumah tangga, itu sudah menunjukkan bukti yg cukup ampuh & layak diterima kantor tsb. Akhir ceritanya bisa ditebak bukan? Dia diterima! Menjadi ibu yang baik pastilah tak mudah. Di lihat dari segi materi saja, para pakar yang mengadakan penelitian mengenai honor yang layak diberikan kepada mereka sudah mengakui kesulitannya. Tetapi para ibu rumah tangga tidak terpikirkan hal tersebut. Seorang ibu rumah tangga sejati ikhlas melakukan itu meski (mungkin) tak tahu betapa besarnya honor yang paling hakiki. Honor mereka itu setara dengan syurga! Bukankah honor seseorang pasti disesuaikan dengan modal internal dan kinerjanya? Apalagi di dalam ‘manajemen’ Allah yang Mahaadil dan Bijaksana. Di dalam kehidupan manusia saja, kualitas manusia memberikan penilaian yang berbeda. Seseorang berpendidikan rendah dan kinerja standar akan memperoleh honor yang relatif sedikit. Lain halnya dengan orang yang berpendidikan tinggi dan punya kinerja yang bagus. Honornya bisa berlipat-lipat lebih tinggi. Tentu demikian halnya dengan perjuangan kita sebagai manusia. Nilai manusia sangat bergantung dengan keimanan dan amal salehnya. Dan Allah amat tepat perhitungannya. Menjadi ibu adalah posisi yang sangat dihargai oleh Allah, sekaligus oleh suami dan anak-anak, atas perintah-Nya. Terima kasih, Ibuku tercinta! Terima kasih, Bunda! Terima kasih untuk semua ibu di muka dunia. Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Luqman: 14) Salam penuh cinta untuk semua bunda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar